Skip to main content

Penjelasan Al-Qur’an tentang Sifat-Sifat Kesempurnaan dan Kemahatinggian Allah

 


Kajian kita melanjutkan pembahasan mengenai bagaimana Al-Qur’an menjelaskan keindahan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat-ayat-Nya. Hal ini semakin menguatkan pengenalan kita terhadap Allah dengan nama-nama-Nya yang Mahaindah, sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi, dan Mahamulia. Pengenalan ini tentu akan semakin menggerakkan hati untuk mencintai Allah, senantiasa memuji dan menyanjung-Nya atas kesempurnaan dan kemahaindahan nama-nama serta sifat-sifat-Nya.

Telah dijelaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang Allah, baik nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, maupun perbuatan-perbuatan-Nya yang Mahatinggi, adalah ayat-ayat yang paling banyak ditemukan dalam Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, termasuk Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah.

Bahkan, ayat-ayat ini lebih banyak daripada ayat-ayat yang menjelaskan tentang hari akhir, surga, dan neraka. Ini menunjukkan betapa pentingnya perkara ini bagi manusia, karena yang paling bermanfaat bagi hati mereka adalah mengenal dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan mengenal keindahan dan kemahatinggian sifat-sifat-Nya, hati seorang hamba akan dipenuhi dengan kecintaan, ketundukan, rasa takut, pengharapan, ridha, dan tawakal kepada Allah.

Inilah kehidupan hati yang sebenarnya, bahkan hati manusia tidak akan bisa hidup tanpa hal-hal seperti ini di dalamnya.

Inilah penjelasan yang paling banyak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, karena itulah yang paling dibutuhkan hati manusia agar menjadi hati yang hidup, dan keimanan dapat tumbuh. Hal ini menjadi sebab kebaikan dalam ibadah seorang hamba.

Imam Ibnu Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata, “Coba renungkan penjelasan Al-Qur’an tentang sifat-sifat kesempurnaan Allah. Engkau akan mendapati bahwa Allah adalah Al-Malik (Yang Maha Merajai alam semesta). Segala kerajaan dan kekuasaan adalah milik-Nya, dan semua pujian hanya untuk-Nya. Kunci setiap perkara ada di tangan-Nya, sumber segala sesuatu berasal dari-Nya, dan tempat kembali juga kepada-Nya.”

Renungkan sifat-sifat ini yang disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an. Bukankah hal ini semakin membuat kita tunduk kepada Allah, semakin pasrah dan bertawakal kepada-Nya? Kita menyerahkan segala urusan kita kepada-Nya, semakin rajin berdoa memohon jalan keluar dari segala masalah kita, karena kita tahu bahwa segala urusan ada di tangan-Nya. Semua berasal dari-Nya dan kembali kepada-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahatinggi, beristiwa di atas singgasana kerajaan-Nya yang Mahaluas, yakni di atas ‘Arsy-Nya. Tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya atau yang samar bagi-Nya di segala penjuru kerajaan-Nya. Penglihatan-Nya Mahasempurna, pengetahuan-Nya Maha rinci, dan pendengaran-Nya juga Mahatinggi dan Mahasempurna. Tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan dan penglihatan-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ

“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 5)

Hal ini menjadikan seorang hamba semakin takut dan merasa selalu diawasi oleh Allah dalam setiap keadaan, baik saat sendirian maupun di hadapan orang lain. Hamba tersebut akan menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengawasinya. Hal ini akan mendorongnya untuk selalu tunduk dan bertakwa kepada Allah dalam setiap keadaannya, menjaga niat dan bisikan hatinya, serta berusaha memperbaiki niatnya karena dia tahu bahwa Allah Maha Mengetahui lahir maupun batinnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang samar bagi-Nya di segala penjuru kerajaan-Nya. Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati hamba-hamba-Nya, Maha Melihat apa yang mereka sembunyikan maupun yang mereka tampakkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Yang Maha Esa, satu-satunya yang mengatur seluruh kerajaan di alam semesta ini. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Dia memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencegah bagi siapa yang Dia kehendaki. Memberikan pahala atau siksaan kepada yang berhak menerimanya, memuliakan atau menghinakan, menciptakan, memberi rezeki, mematikan, dan menghidupkan. Dialah yang menetapkan takdir setiap makhluk serta mengatur segala urusan mereka.

Jika kita memahami hal ini di dalam hati setelah mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mustahil kita akan mempersembahkan ibadah kita kepada selain-Nya. Tidak mungkin kita berharap kepada selain Allah. Kita tahu bahwa hanya Dia yang menguasai perbendaharaan langit dan bumi, serta yang memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencegah kepada siapa yang dikehendaki. Ini menjadikan kita akan selalu mengarahkan niat, pengharapan dan permohonan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dialah yang menciptakan dan memberikan rezeki, maka tidak ada yang pantas disembah selain Dia, satu-satunya yang layak diibadahi. Dia yang mematikan dan menghidupkan. Hal ini menjadikan kita tidak mungkin menghambakan diri kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia-lah yang menakdirkan segala sesuatu dan mengatur urusan makhluk-Nya. Inilah yang membuat kita merasa tenang dalam menjalani hidup, karena kita mengetahui bahwa segala ketetapan berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya, keadilan-Nya yang sempurna, serta hikmah-Nya yang luar biasa. Allah tidak mungkin salah dalam menetapkan takdir makhluk-Nya.

Inilah yang kita dapati ketika membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ini gambaran kepada kita bahwa memang penjelasan Al-Qur’an ketika membahas secara rinci tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah bertujuan agar hati kita dipenuhi dengan pengagungan kepada Allah. Kita senantiasa memuji dan menyanjung-Nya, karena semua sifat-Nya adalah kesempurnaan. Tidak ada yang salah dalam setiap keputusan Allah. Allah dipuji dengan kesempurnaan sifat-Nya, apalagi saat kita membaca tentang rahmat-Nya, kasih sayang-Nya, dan kebaikan-kebaikan-Nya kepada kita. Pasti kita akan semakin mencintai, mengagungkan, dan memuji Allah dalam segala keadaan.

Renungkanlah bagaimana Allah memuji diri-Nya sendiri karena sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi dan Mahasempurna. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam banyak ayat Al-Qur’an:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ

“Segala puji bagi Allah, Rabb yang menguasai alam semesta.” (QS. Al-Fatihah [1]: 2).

Allah mengagungkan dan menyanjung diri-Nya, serta memberi nasihat kepada hamba-hamba-Nya, menunjukkan jalan yang membawa kebahagiaan dan keberuntungan, serta memotivasi mereka untuk melakukannya. Dia juga memperingatkan dari sebab-sebab yang mendatangkan kebinasaan. Bukankah ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Mahabaik dan Mahasempurna karunia serta rahmat-Nya?

Sumber : https://www.radiorodja.com/54467-penjelasan-al-quran-tentang-sifat-sifat-kesempurnaan-dan-kemahatinggian-allah/

Popular posts from this blog

Bersin Namun Tidak Mengucapkan ‘Alhamdulillah’

  KAJIAN ISLAM TENTANG BERSIN NAMUN TIDAK MENGUCAPKAN ‘ALHAMDULILLAH’ Bab 419 membahas tentang bersin. Orang yang bersin tidak selalu disebabkan oleh flu, bisa saja karena hal lain. Dalam bab ini, Imam Bukhari menjelaskan bahwa jika seseorang bersin namun tidak mengucapkan “Alhamdulillah,” maka dia tidak didoakan oleh orang lain. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, عطس رجلان عند النبي صلى الله عليه وسلم فشمت أحدهما ولم يشمت الآخر فقال شمت هذا ولم تشمتني قال إن هذا حمد الله ولم تحمده “Ada dua orang yang bersin di sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Salah satunya didoakan, sementara yang lainnya tidak didoakan. Orang yang tidak didoakan itu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau mendoakan dia tetapi tidak mendoakan aku?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Orang ini memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah), sedangkan engkau tidak memuji Allah.'” (HR. Bukhari) Di sini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan penjelasan kepada orang yang...

Kebahagiaan

  Judul Video : Kebahagiaan Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bertanya, ‘Ya Rasulullah, kapan hari kiamat?’ Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Apa yang engkau siapkan untuk hari kiamat?’ Dia menjawab, ‘Aku siapkan kecintaan kepada Allah dan RasulNya.’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya engkau bersama yang engkau cintai.'” Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Sunguh kami tidak pernah bahagia setelah hidayah Islam melebihi kebahagiaan kami dari ucapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Sesungguhnya engkau akan dikumpulkan bersama yang engkau cintai.’ Aku mencintai Allah, RasulNya, Abu Bakar, Umar, dan aku berharap aku akan bersama mereka meskipun aku tidak mampu beramal seperti amalan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Su...

Kewaspadaan dalam Hidup